Rabu, 17 Desember 2008

In mem0riam


11 Dec 2008 11:55

Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Telah berpulang ke Rahmatullah Bapak Ali Alatas, SH, mantan Menteri Luar Negeri RI (1988-1999) yang wafat pada hari Kamis, tanggal 11 Desember 2008 pukul 07.30 di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura. Beliau jatuh sakit sejak tanggal 20 Nopember 2008 dan dirawat di Rumah Sakit Medistra, Jakarta. Kemudian pada tanggal 24 Nopember 2008 beliau dipindahkan ke Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura. Beliau wafat meninggalkan istri, Ibu Yunisa Alatas, tiga puteri dan delapan cucu.
Jabatan terakhir beliau adalah Ketua Dewan Pertimbangan Presiden.
Bapak Ali Alatas memulai kariernya di Departemen Luar Negeri pada tahun 1954 setelah menyelesaikan pendidikan pada Akademi Dinas Luar Negeri (ADLN) dan Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Penempatannya sebagai diplomat pada KBRI Bangkok (1956-1960) dan KBRI Washington, DC (1966-1970), sebelum kemudian diangkat sebagai Juru Bicara Deplu dan Kepala Sekretariat Menteri Luar Negeri pada masa Menteri Luar Negeri Adam Malik (1970-1975).
Setelah menjabat Kepala Sekretariat Menteri Luar Negeri, beliau memangku jabatan sebagai Duta Besar/Wakil Tetap RI di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa (1976-1978) dimana beliau telah berperan aktif sebagai juru bicara negara-negara berkembang dalam konteks perundingan mengenai menciptakan tatanan ekonomi dunia yang baru. Sebelum menjabat sebagai Duta Besar/Wakil Tetap RI di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York (1982-1988) beliau adalah Sekretaris Eksekutif Wakil Presiden Indonesia (1978-1982).
Dalam menjalankan tugas profesinya beliau dikenal luas sebagai diplomat ulung dan negosiator yang tangguh pada berbagai isu, baik isu keamanan dan perdamaian serta ekonomi internasional. Beliau telah memainkan peranan kunci dalam upaya penyelesaian berbagai konflik seperti konflik di Kamboja melalui Jakarta Informal Meeting (JIM) yang berujung pada Perjanjian Paris 1990, penyelesaian konflik di Filipina Selatan, melalui perundingan formal (Formal Peace Talks) antara Moro National Liberation Front (MNLF) dan Pemerintah Filipina dari tahun 1993-1996 yang berujung pada Manila Peace Agreement (1996) dan juga mengenai masalah Timor Timur (1983-1999) melalui proses Tripartite Dialogue di bawah Sekretaris Jenderal PBB.
Bapak Ali Alatas merupakan seorang tokoh dan pelaku sejarah dalam proses pembentukan dan penguatan kerjasama ASEAN, sejak pembentukan ASEAN di tahun 1967. Ketokohannya dalam menjalankan kerjasama antar negara berkembang melalui Gerakan Non-Blok, G-77, OKI, G-15, dan lainnya diakui secara luas.
Posisi penting lainnya yang pernah dijabat beliau adalah UN Secretary General Special Envoy for UN Reform (April-Desember 2005), anggota UN High Level Group on the Alliance of Civilization (Agustus 2005-November 2006) dan anggota Advisory High Panel on Review of the Charter of the Organization of the Islamic Conference (OIC) dari Desember 2005 hingga Desember 2006.
Kita kehilangan seorang tokoh yang mendedikasikan hidupnya dalam memberi sumbangsih terbaik bagi bangsa dalam peranannya sebagai diplomat. Kita mengenang kepergian beliau sebagai seorang pejuang perdamaian dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar